Cara Menentukan Awal Puasa

Bookmark and Share
Cara Menentukan Awal Puasa
Cara Menentukan Awal Puasa | Tanya jawab Seputar Teknik Masalah  penentuan Awal Puasa |  Ulasan dialog awal Ramadhan.

Tanya:

Assalamualaikum Wr. Wb.

Ustadz,

Biasanya kita mendapatkan dua cara pengumuman permulaan puasa atau hari raya, yaitu dengan melihat bulan sabit awal bulan (rukyat al-hilal) terlebih dahulu dan dengan menyandarkan kepada hisab (perhitungan kalender falakiyah) tanpa mempertimbangkan hilal terlihat atau tidak.

Mohon kiranya Ustadz dapat memberikan penjelasan mana dari dua hal di atas yang lebih Islami.


Muhammad Yaaqob - Malaysia Jawab:

Wa'alaikum Salam Wr. Wb.

Puasa Ramadhan wajib dimulai apabila dijumpai salah satu hal berikut:

    Terlihatrnya hilal (bulan sabit awal bulan) Ramadhan. Dalam sebuah hadits Rasullah bersabda, "Puasalah mulai hilal (Ramadhan) terlihat, dan berbukalah mulai hilal (Syawal) terlihat" (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Daruquthni, dll.).
    Apabila Bulan Sya'ban telah genap 30 hari.
    Apabila hilal tidak mungkin terlihat, karena mendung atau kabut. Dalam hal ini ulama berbeda pendapat. Menurut mazhab Hanafi, Syafi'i dan Maliki, tidak boleh puasa pada tanggal 30 Sya'ban dengan berlandaskan hadits, "Apabila tidak dimungkinkan melihat hilal, maka sempurnakanlah Sya'ban 30 hari" (H.R. Bukhari dll.). Dalam hadits lain juga disebutkan bahwa Rasulullah melarang puasa pada hari yang diragukan, tanggal 30 Sya'ban merupakan hari yang diragukan apabila tidak dimungkinkan melihat hilal. Kondisi ini juga termasuk pada saat penanggalan/tarikh (ahli hisab) telah menyatakan bahwa hilal muncul dan terbenam sebelum matahari terbenam pada tanggal 29 Sya'ban, sehingga tidak mungkin dilakukan rukyah.


Namun sebagian ulama berpendapat apabila penanggalan (ahli hisab) menyatakan dengan yakin bahwa hilal sudah bisa dilihat pada tanggal 29 Sya'ban hingga setelah matahari terbenam dan memungkinkan rukyah bila tidak ada halangan, maka bisa menggunakan pedoman hisab. Pendapat ini memperbolehkan menggunakan hisab dalam menentukan awal bulan Ramadhan.

Persoalannya, apakah perbedaan tempat mempengaruhi munculnya hilal? Ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Jumhur ulama (mayoritas ulama) menyatakan bahwa apabila hilal Ramadhan sudah terlihat di manapun di belahan bumi ini, maka telah wajib bagi umat Islam untuk memulai puasa. Kamal bin Humam (ulama Hanafi) mengatakan, "Apabila hilal Ramadhan telah terlihat di Mesir maka umat Islam di seluruh dunia telah wajib puasa. Apabila hilal terlihat di belahan Barat maka mereka yang ada di belahan Timur dunia telah wajib puasa, dan seterusnya. Sesuai dengan hadits yang mengatakan, 'Berpuasalah mulai hilal puasa terlihat'. Ini menunjukkan ketentuan umum dan di manapun ketika ada orang yang telah melihat hilal".

Sementara itu, Mazhab Syafi'i mengatakan bahwa perbedaan tempat mempengaruhi munculnya hilal. Apabila hilal terlihat di satu negara, belum tentu terlihat di negara lain. Dalam hal ini puasa hanya wajib bagi umat Islam yang berada di negeri di mana hilal Ramadhan terlihat dan tidak wajib bagi meraka yang tinggal di negeri yang tidak terlihat hilal di sana. Apabila negara-negara tersebut berdekatan, seperti Indonesia dan Malaysia, misalnya, maka dianggap sebagai satu wilayah.

Sebagian besar ulama saat ini mengutamakan (mentarjih) pendapat pertama yang menyatakan tidak ada pengaruh tempat dalam masalah hilal. Perbedaan waktu yang hanya 2 sampai 6 jam dari satu tempat ke tempat lainnya menunjukkan bahwa dua wilayah tersebut mempunyai malam dan hari yang bersamaan, seperti antara Mesir, Pakistan, Indonesia dan Malaysia.

Pada zaman sekarang ini lebih mudah mengetahui hilal karena media komunikasi yang telah maju dan canggih. Kita bisa mendengarkan radio atau televisi untuk mengetahui bahwa hilal telah terlihat di salah satu negara Islam, sehingga kita bisa memulai puasa. Untuk lebih berhati-hati, tentunya akan lebih afdhal kita mulai puasa apabila telah ada yang melihat hilal di negeri Islam manapun. Pendapat ini juga mencerminkan semangat kesatuan dan persatuan umat Islam, bahkan pada masalah mulainya bulan Ramadhan.

Meskipun demikian, kita juga harus tetap menghargai pendapat yang menyatakan mungkinnya perbedaan waktu dimulainya puasa dari satu tempat ke tempat lainnya. Demikian juga keputusan pemerintah/negara yang menentukan awal bulan Ramadhan, baik dengan landasan rukyah atau hisab, selayaknya tetap kita hargai. Dan bagi orang awam tentu terserah mana saja yang lebih cocok untuk diikuti menurutnya .

Wallahu A'lam bi al-Shawab



tanya nb :

boleh kah saya berkomentar.. tolong saya kasih hadist yang mengatakn hilal dikatakan sah apabila sudah 2 derajat... ada yang bisa jwab ???

Ulasan / jawaban:

Achmad ke nb

tidak ada hadits yang mengatakan tentang derajatnya, yg ada hadits seperti disebutkan sdr.woto.. kenapa masuk ramadhan/syawal harus >= 2 derajat? karena hilal bisa terlihat mata pada ketinggian >= 2 derajat diatas ufuk, dibawah 2 derajat belum bisa terlihat.
   
Umar Woto ke nb

GAK ADA YANG MERIWAYATKAN HARUS BERAPA DERAJAT

    1) Dari Abi Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: Puasalah kalian karena melihat hilal, dan berbukalah karena melihat melihat hilal, jika kalian terhalangi awan, sempurnakanlah bulan Sya'ban tiga puluh hari.

    2) Dari Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda (yang artinya): Janganlah kalian puasa hingga melihat hilal, jangan pula kalian berbuka hingga melihatnya, jika kalian terhalangi awan hitunglah bulan Sya'ban.



tanya kaliber45 :

terus bagaimana saksi yg katanya melihat hilal di cakung?


jawaban :  
gahtan arby ke kaliber45

perlu diperiksa keabsahanya, karena yg lain tdk ada yg melihat..jgn jgn lampu kapal dikira bulan atau planet lain..
   

jawab:
Sejuki ke kaliber45

Sulit diterima karena tidak didukung oleh kesaksian-kesaksian lainnya, termasuk oleh kesaksian dari negara-negara lain terutama dari negara-negara yg berada pada bagian barat. Secara ilmiah, jika hilal bisa dilihat di Indonesia yg berada di bagian timur, lebih-lebih akan bisa dilihat pula di negara-negara Arab yg berada di bagian barat. Mungkin yg katanya hilal di Cakung, boleh jadi kilatan cahaya lain atau lampu kapal nelayan dari jarak jauh yg dikira hilal. Wallahu a'lam.
  
       
tanya kaliber45 ke Sejuki :

si saksi melihat hilalnya sendirian ap bersama beberapa orang? sebuah saksi kan minimal harus 3 orang dlam satu wktu dan satu tempat (setahu saya).sebuah keyakinan seseorang jg bsa mnjadi sebuah keraguan setelah ada komentar dari yg bersama2 melihatnya. gimana mnurut agan?
      
jawab :

Sejuki ke kaliber45

Kan sudah saya sampaikan bhw kesaksian tsb sulit diterima karena tidak didukung oleh kesaksian-kesaksian lainnya dan juga oleh kesaksian dari negara-negara lain. Secara teknis, jika di Indonesia yg merupakan bagian timur bisa melihat hilal, terlebih lagi di wilayah seperti Arab Saudi, Mesir, Qatar dan negara-negara timur tengah lainnya yg berada di bagian barat.

Kesimpulan yang bisa aku fahami dan yakini dari artikel di atas yaitu:
  •  Ketika menentukan awal puasa Ramadhan lebih baik melihat bulan dahulu (rukyatul hilal) dan apabila semua pihak tidak dapat melihat hilal karena terhalang sesuatu maka kita memakai cara hitungan (hisab).
  • Apabila tanggal 29 sya'ban tidak tampak hilal maka di genapkan menjadi 30.
  • Bulan hilal bisa di lihat apabila mencapai minimal 2 (dua) derajat atau lebih.
  • Bila perhitungan hisab menyatakan bahwa bulan bisa di lihat maka cara Hisab bisa di pakai. dalam artian berarti sama saja antara rukyatul hilal dan ahli hisab, asal sama2 menyatakan hilal akan tanpak (hisab) dan hilal benar-benar tanpak secara langsung atau nyata (rukyatul hilal). yaitu 2 derajat atau diatasnya.
  • jadi seharusnya NU dan Muhammadiyah menghasilkan atau memutuskan awal puasa ramadhan pada waktu yang sama. kan logikanya yang ahli Hisab organisasi Muhammadiyah ketemu 2 derajat maka untuk memastikan pihak NU melihat secara langsung munculnya pujaan hati yaitu sang HILAL. Cara Menentukan Awal Puasa  sip kan...
semoga di lain waktu Islam bersatu di indonesia dalam menyatukan awal puasa Wajib di bulan Ramadhan... amin ya robbal alamin
artikel fafan suka yang berposting ini tentang Cara Menentukan Awal Puasa


Backlink here..

2 komentar:

  1. OOO...jadi pada tahu cara menentukan awal kita ber-puasa ya...

    Selamat ber-Puasa dan terima kasih sudah berkunjung (",)

    BalasHapus
  2. Terimakasih atas kunjungannya sob

    BalasHapus